Saat Puteri Indonesia Mengartikan Makna Bahagia

March 08, 2020

Mudah-mudahan bukan bacaannya aja yang Kaffah. Tapi taat pada-Nya secara Kaffah. Aamiin


Jawa Timur semalam baru menoreh prestasi. Apa itu?? Yup, perwakilannya memenangkan ajang beauty pageant terbesar di Indonesia. Apa lagi kalo bukan Puteri Indonesia. 
Kemenangan ini membuat sang Putri akan bertanding di kontes Miss Universe 2021 nanti.

Hmm.. gimanaa yaaa?? 😁

+
Ketika buka google dan instagram, berita ini ada banyak. Terutama di ig yah, potongan2 videonya bertebaran.

Dari dulu kontes putri2-an macam begini biasanya yang saya perhatikan adalah pertanyaan untuk para finalis kalo mereka masuk top 3. Alias babak yang menentukan mahkota mereka. Apakah mereka akan menjadi pemenang, 1st runner up atau 2nd runner up.

+

"Apa Arti Bahagia Bagimu?"

Itu adalah pertanyaan bagi top 3. Dan saya mengerti kenapa Jawa Timur akhirnya menang. Meskipun menurut saya jawaban mereka tidak ada yang pas.

Saya tertarik bahas ini, karena pertanyaan ini juga sering jadi pertanyaan ketika kita akan mengisi kajian akidah Islam. Jadi, ga perlu jadi finalis Puteri Indonesia untuk ditanya begini. Ngaji Islam Kaffah aja. Ntar diajarin jawaban yang dijamin shohih. Tapi kalo udah tau jawabannya bukan buat ikutan beauty pageant yaa 🤣

+
Bali menjawab bahwa bahagia itu adalah cinta yang kita dapatkan dari ortu, orang lain dsb (kira2 begini jawabannya soalnya jawab pake Inggris, mudah2an tafsir ala saya ga kacau2 amat) 😁

Jawa Tengah menjawab bahwa bahagia itu sederhana, yakni ketika membuat ortunya bahagia. Definisi bahagia mereka berdua selfish banget yaa.. masih berputar di dunia mereka sendiri.

Jawa Timur menjawab bahwa bahagia adalah ketika kita bisa bersyukur atas kelebihan dan kekurangan kita.

+
Pertanyaan tentang arti bahagia ini emang simple. Tapi jawabannya akan menentukan bagaimana kita memaknai hidup. Dan bagaimana kita memaknai hidup akan menentukan bagaimana kita akan menjalani kehidupan ini.

Manusia bisa menjawab apa saja, jawaban seseorang bisa dipengaruhi oleh lingkungan, pendidikan, pengalaman hidup, pengamatan, penelitian atau apalah-apalah.

Karena itu jawaban bisa beragam, tapi tidak semua jawaban itu shohih. Jawaban yang shohih tentu saja yang dituntun oleh wahyu.

+
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).

+
Ditekankan dalam hadits ini bahwa hidup mukmin lah yang menakjubkan. Bukan orang kafir, munafik, fasik dsb. Dalam keadaan apapun, susah atau senang, mukmin itu bersabar dan bersyukur, maka baginya kebaikan. Siapa sih yang ga bahagia kalo dalam keadaan apapun kita selalu beroleh kebaikan??

Mungkin, karena ada bersyukur-nya, maka Jatim jadi menang yaa.. tuh kan fitrah manusia itu sebenarnya taat kok, juri pun terpana. Haha
Mudah2an fitrah itu menuntun mereka semua menuju hijrah yaa.. 😇😇


+
Mukmin memiliki apa yang tidak dimiliki oleh orang lain yakni iman dan Islam. Tapi memiliki keimanan hakiki tidak hanya sekedar mampu menghafal rukun iman.

Tapi, dia mampu menjawab 3 pertanyaan mendasar (uqdatul kubro) secara shohih. Berpikir mendalam dan cemerlang. Pertanyaan itu adalah: (1) dari mana kita berasal?; (2) untuk apa kita hidup?; (3) kemana kita setelah mati?

Bila shohih menjawabnya, maka makna bahagia kita pun akan shohih. Itulah makna kebahagiaan sejati.

+
(1) Adanya keberadaan kita adalah karena kehendak Sang Maha Pencipta. Tidak mungkin tiba2 ada dengan sendirinya atau diciptakan mahluk lain.

(2) Dan tujuan keberadaan kita diatur pula oleh-Nya yang memberi kehidupan. "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku." (Adz-Dzariyat:56)

(3) Hidup yang milik-Nya ini pun akan kembali kepada-Nya kelak bila telah mati. Untuk mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang kita perbuat selama masih hidup di dunia.

+
Surga atau neraka adalah hak prerogatif Allah. Bila inginkan surga, maka aturan mainnya adalah taat, tunduk dan patuh kepada segala syariat-Nya.

Segala syariat (Kaffah), bukan sebagian atau setengah. Ingat ini Islam bukan prasmanan dalam kondangan 😎

Islam itu sendiri mengatur hubungan manusia dengan-Nya, dengan dirinya sendiri dan dengan sesama. That's why disebut sempurnaaa.. (sambil nyanyi ala Gita Gutawa) 😁

+
Masalahnya, terkadang manusia itu mudah merasa puas. Dengan tegak rukun Islam (syahadat, sholat, zakat, puasa, haji) serasa udah cukup bekal ke surga. Sementara syariat lain yang mengatur kehidupannya ia campakkan entah kemana. Diganti liberalisasi dan sekulerisasi. Padahal, tentulah bukan itu yang Dia kehendaki.. 😬

Jadi, bahagia itu adalah ketika kita bisa menjadi mukmin dengan keimanan yang hakiki. Bukan yang lain. Karena yang lain bisa saja ambyar. Orang terkasih bisa pergi, harta bisa habis, umur dan jabatan memiliki masa, kecantikan bisa memudar, masa muda akan cepat berlalu.

+
“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah seraya dengan berjama’ah dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (QS Ali ‘Imran [3]: 103).

#End

You Might Also Like

1 comments

  1. setuju juga dengan jawaban dari wakil jawa timur, bahagia itu kalau kita sudah bersyukur dengan kelebihan dan kekurangan diri sendiri.

    ReplyDelete

Selamat datang! Berikan komentar yang nyaman dan semoga harimu menyenangkan :)