Oke, bukan berarti saya sekarang pro-cina karena me-review film ini ya. Saya tetep gemes parah kalo ingat bagaimana Cina memperlakukan saudara-saudara Uyghur kita.
Guillotines ini film lawas, release tahun 2012. Tahun kelahiran
anak saya. Hehe
Daripada ngendon di kepala mulu saya tuangin deh dalam
tulisan. Sebenarnya kalo drama soal “habis manis sepah dibuang oleh negara” itu
banyak yaa.. kisahnya seputar bagaimana abdi negara yang setia akhirnya ‘dibuang’
oleh negaranya, demi tujuan tertentu. Kalo drama korea ada tuh CITY HUNTER,
tapi saya ga bakal review itu drama. Udah lupa :D
Eh iya film ini menurut saya horror alias banyak
adegan sadisnya, pas nonton dulu di salah satu channel TV kabel sambil tutup
mata karena ngeri. Jadi banyak sekali adegan pemenggalan kepala, perkelahian
dan darah yang berceceran. Kalo ga kuat jangan nonton deh ya makk..
SINOPSIS
Guillotines adalah pasukan elit yang dibentuk oleh Kaisar
Dinasti Qing, Kaisar Yongzheng. Tujuannya untuk melenyapkan siapapun musuh
politik kaisar (rezim dzalim inih ya, kaya mirip2 dimana gitu). Guillotines
dilatih untuk setia, jadi mereka tidak pernah bertanya alasan kenapa disuruh
membunuh target mereka. Dengan kata lain sebenarnya Guillotines ini adalah
sekelompok pasukan pembunuh bayaran.
Kaisar Yongzheng wafat digantikan oleh anaknya, Kaisar
Qianlong, dengan menyisakan misi (terakhir) untuk Guillotines yaitu membunuh
pemberontak Wolf. Wolf adalah orang Cina Han yang mengharapkan “keadilan”, oleh
kaumnya (gembala Gang) ia dianggap nabi alias juru selamat (kalo lihat
bagaimana penampilan Wolf pasti temen2 akan tahu ini mengarah ke agama apa ya. Hehe)
Sayangnya kaisar Qianlong berbeda dengan ayahnya. Ia sangat
terbuka dengan teknologi barat terutama senjata-senjatanya, ia berusaha
merevolusi militernya menjadi pasukan bersenjata api. Sehingga ia tidak
membutuhkan guillotines lagi. Dari awalnya menjadi pasukan kesayangan, akhirnya
guillotines pun diburu oleh pemerintah. Musen dan Leng, 2 (dua) orang anggota
Guillotines “nyasar” ke kelompok Gembala Gang yang membuat mereka menemukan
kesadaran bahwa apa yang mereka lakukan selama ini salah dan merekapun jadi
berbalik memihak Wolf.
Wolf mengorbankan nyawanya hanya agar Leng bisa berbicara
dengan kaisar Qianlong agar ia memberikan kesetaraan antara Manchuria dan Han
(di sini nih keliatan banget bagaimana paham komunis berusaha dimasukkan).
SISI LAIN
Zaman sekarang karena perang (kebanyakan) tak lagi dengan senjata,
tapi dengan kata, tiap rezim biasanya punya Guillotinesnya sendiri, lebih akrab
kita sebut buzzer. Lokasi perang pun terjadi di dunia maya, via media massa dan
media sosial. Sama seperti Guillotines, saking setianya kadang meskipun
jelas-jelas dzalim ya dibela aja. Padahal sebenarnya hanya dijadikan alat untuk
dimanfaatkan saja.
Pada zaman dinasti Qing, suku Han Cina ini pernah
menjadi kelompok strata bawah. Rezim Mancuria membuat mereka kehilangan banyak
tanah, harta dan akhirnya rata-rata berakhir menjadi budak. Kalo zaman sekarang
mereka menindas saudara-saudara Uyghur kita. Sedih akutu..
Adegan paling bagus dalam film ini adalah adegan
terakhirnya, ketika Leng menyerahkan kepala Wolf pada Kaisar Qianlong. Kurang lebih
Leng ngomong kaya gini, “Yang Mulia, seperti apa Era Emas (kejayaan) itu? Selama
orang-orang masih mempunyai makanan, perlindungan dan kedamaian. Mereka tidak
peduli pada hal lain. Entah itu Wolf atau kelompok pemberontak lain, rakyat
hanya memberontak saat mereka tidak punya tempat untuk mengadu. Jika mereka
hidup di Era Kejayaan, menikmati kedamaian dan kemakmuran, mereka tidak akan
pernah memberontak. Mereka memberontak melawan ketidakadilan dan
ketidaksetaraan. Saat semua orang setara seperti rakyat Qing. Tidak akan ada pendapat
yang menantang anda. Saat itulah Era Emas dimulai.”
Jauuuhhh sebelum film ini direlease, namanya rezim
jahiliyah ya ada dimana-mana. Bahkan di Arab sana, hingga kemudian datang Islam
dengan seperangkat aturannya yang mengatur segala aspek kehidupan, terutama
soal politik nih, karena itulah bisa sampai ada masa kejayaan Islam, yakni selama
tegaknya Khilafah kurang lebih 1400 tahun.
Dialog serupa yang diucapkan Leng, juga pernah
diucapkan oleh Khalifah Umar Bin Abdul Aziz, ketika di suatu masa di
pemerintahannya, Gubernur Khurasan meminta dikirimkan senjata dan lebih banyak
tentara dengan alasan rakyat melakukan makar (pemberontakan). Apa jawab sang
khalifah?? “Engkau dusta, rakyat akan tunduk dengan sendirinya jika kalian
berlaku adil!”
Jadi, bila terjadi pemberontakan di suatu negeri, maka
rezim harusnya muhasabah, sudahkah keadilan ditegakkan. Sudahkan aturan Allah
ditegakkan? Jangan asal tuding kelompok sana-sini dengan tuduhan radikal,
teroris, makar padahal sebenarnya akar masalahnya ada pada rezim yang tidak
bisa memberikan kesejahteraan hakiki kepada rakyatnya. Gituu..