Harta emang ga dibawa mati, tapi utang dibawa mati. Punya utang itu emang ga enak ya. Kerja keras terus, utang ga lunas-lunas. Gaji cuma numpang lewat di rekening, setelah itu ke-debet kesana kemari. Hii..
Punya
pekerjaan dan gaji tetap tak menjamin bakal bebas dari utang. Bisa jadi malah
terjerat jebakan durjana : utang riba. Ga kebayang kalo terjadi dengan banyak
masyarakat miskin yang bingung untuk memenuhi kebutuhan hidup, akhirnya harus
utang sana dan sini.
Film indi dari
Godjilla Film, garapan anak bangsa ini pas banget buat reminder kita tentang
tabiat buruk utang. Judulnya Utang Mlaku. Ini bahasa jawa, kalo dibahasakan
artinya jadi utang berjalan. Jadi bukan kitanya yang jalan-jalan, tapi utangnya
berjalan. #Eh
Film pendek
berdurasi kurang lebih 20 menit ini pake bahasa jawa loh dalam dialognya. Tapi
tenang, buat yang ga paham bahasa Jawa, ada translate bahasa Indonesia kok.
Film ini bisa ditonton di channel Youtube Godjilla Film Official ya..
Kalo denger
kata utang berjalan apa yang terlintas di benak?? Sebelum nonton saya mikirnya,
utang berjalan itu ya "bunga" atau "interest" dll yang akan
selalu bertambah tiap kali pembayaran utang terjadi wanprestasi atau
keterlambatan atau ketidakmampuan membayar utang kembali. Intinya ini tuh nge-RIBA-nget!!
Meski singkat,
beberapa hal bisa kita pelajari dari film ini. Buat yang punya utang atau
berniat mau utang, boleh nih jadi referensi tontonan. But, baca tulisan ini
sampe kelar ya, biar informasinya ga setengah-setengah.
SINOPSIS
Setelah nonton
film ini, langsung inget ama film Korea yang judulnya "WAY BACK
HOME". Film ini terinsipirasi dari kisah nyata. Benang merahnya sama
dengan Utang Mlaku, ketiban petaka karena utang. Bedanya kalo di Way Back Home,
sepasang suami-istri punya utang banyak karena mereka menjadi penjamin, padahal
mereka sendiri sebenarnya orang yang gak mampu.
Demi bisa
melunasi utangnya, si istri menerima tawaran untuk mengantar barang ke luar
negeri, tanpa tau bahwa barang yang ia bawa sebenarnya adalah narkoba. Jadilah
ia ditangkap polisi di sana, masuk penjara selama 2 tahun menunggu persidangan
yang ruwetnya minta ampun karena ada pejabat yang tidak becus. Way Back Home
berakhir happy ending. Setelah kasusnya viral, barulah proses hukum berjalan
dengan seharusnya.
Nah, kalo di
Utang Mlaku, si Harso punya utang 100 juta ke rentenir dan udah telat bayar
sampe 5 bulan. Harso kelimpungan, karena ga ada uang untuk mengembalikan.
Si rentenir
memberikan solusi, yakni Harso harus berjalan kaki menuju suatu alamat yang
ditentukan untuk mengantar sebuah paket. Siapa sangka ternyata paket itu
membuat dia menjadi buronan yang dikejar-kejar oleh polisi.
Di sinilah
maksud dari judul utang mlaku itu, jadi mlaku yang dimaksud memang benar-benar
berjalan pake kaki ya; yang dilakukan oleh si tokoh pemeran utamanya. Harso ga
berhasil ke tempat tujuan, ia langsung kembali ke rumah begitu tau ia jadi
buronan, sayangnya sampai di rumah, istri yang dia tinggalkan sudah diculik
oleh komplotan rentenir. Udah tamat sampe sini.
SISI LAIN
IMHO,
Sayangnya karena durasi singkat, banyak "lubang" yang ada pada film
Utang Mlaku ini. Misalnya, ga ada scene yang menampilkan kenapa Harso harus
pinjem uang 100 juta ke rentenir. Duit segitu emang buat apa?? Dan kenapa harus
ke rentenir bukan ke kerabat yang mau memberika pinjaman tanpa bunga?? Hihi
Kalo soal
ending, mungkin emang sengaja dibikin gantung. Padahal daku berharapnya, ada
penyelesaian, misal si rentenir ditangkap, istri diselamatkan; utang lunas
karena kerja keras dan bantuan banyak pihak dan yang paling penting Harso
harusnya tobat dari riba.
Dari Harso
kita belajar, meski Islam membolehkan utang, bahkan si pemberi utang
mendapatkan banyak keutamaan. Namun utang yang mengandung riba justru akan
membawa petaka, dunia dan akhirat. Riba itu segala manfaat yang diperoleh dari
akad utang-piutang. Ini dosa besar dan pelaku berpotensi kekal di neraka
selamanya.
Karena itu
sebaiknya kalo mau utang, gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, bukan gaya
hidup. Karena kalo memenuhi keinginan atau gaya hidup ga akan pernah cukup.
Kebanyakan utang apalagi utang riba akan menimbulkan tabiat buruk utang dan
sederet petaka.
Ketika
seseorang memiliki utang, maka cicilan atau pengembalian utang adalah sesuatu
yang pasti. Sementara penghasilan untuk membayar utang tsb belum tentu pasti.
Kalo dia pengusaha, belum tentu bisnisnya akan bagus terus, kalo dia karyawan,
belum tentu dia akan kerja terus. Artinya seseorang berutang itu membayar
kepastian dengan ketidakpastian. Susahh..
Harso sudah
memperlihatkannya pada kita : keputusasaan, terhina di siang hari dan gelisah
di malam hari. Saya yakin air putih akan terasa pahit di lidah dalam kondisi
begini.
Sejatinya,
Allah selalu mencukupkan rizki hambanya. Selama hamba tidak melebihi batas,
maka itu akan cukup untuknya. Selama nyawa masih melekat di badan, rizki itu
berarti belum putus. Jangan berputus asa pada rahmat dan pertolongan Allah.
Bagi yang
punya utang, ingatlah bahwa Allah saja yang sanggup membantu dan memberikan
jalan keluar. Maka dekatilah Allah dengan ketaatan.