Menyelamatkan Diri Sendiri

July 30, 2018


Ada yang bilang hijrah itu mudah, yang sulit adalah istiqomah. Seseorang bisa hijrah seperti menekan tombol baik dan buruk di dalam tubuh. Namun berusaha untuk tetap membuat tombol itu menyala (baik) –istiqomah- tidak semudah membalikkan telapak tangan.

.
Terkadang momen hijrah itu datang di saat manusia berada pada suatu titik (rendah) tertentu. Wajar sih, karena itu adalah salah satu cara Allah menyanyangi hamba-Nya, dengan memberi peringatan agar kembali ke tujuan penciptaan.
.
Setelah memutuskan hijrah, ternyata aral melintang datang menghadang. Tak jarang kita jumpai satu-persatu pun memutuskan kembali pulang, berbalik ke masa lalu yang kelam. Bisa jadi, salah satunya adalah orang-orang yang kita kenal. Tuh kan, istiqomah itu berat, makanya jangan hijrah sendirian! Kamu ga akan kuat! #Eaaa
.
Hijrah juga bukan hanya soal datang ke kajian sebulan sekali. Tiap hari mantengin YouTube dengarin ceramah ustad beken. Tampilan berubah jadi trendy Islami. Semua itu tidak salah, namun itu hanya sebagian kecil dari banyak hal yang seharusnya dilakukan oleh muslim sejati.


Seseorang menuntut ilmu agar ia mengetahui sesuatu. Setelah tahu maka tiba masanya untuk dipraktekkan, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk ditularkan kepada orang lain.
.
Tak lama setelah saya mengenal dunia dakwah ada baper dan patah hati baru yang dirasa. Terjerumus dalam hal baik tak berarti semua jalan menjadi mulus dan baik. Nyatanya banyak duri siap menancap di kaki, eh hati..
.
Excited dan keterkejutan menghampiri ketika menyadari bahwa selama ini ilmu agama yang saya miliki tidak ada seujung kuku jari. Tidak mengherankan orang yang baru hijrah, biasanya kurang ‘lihai’ bila ingin menyampaikan sebuah kebenaran yang baru dia tahu. Tidak punya strategi, hingga sampai ke hati tiap orang dengan rasa perih bertalu-talu.
.
Apa pasal? Dalam masyarakat kita ada banyak kesalahan-kesalahan yang sudah mendarah daging sehingga terlalu biasa untuk dipikirkan bahwa hal-hal tersebut ternyata tidak sesuai dengan hukum Allah. Di sinilah urgent-nya menuntut ilmu agama. Karena tanpa itu kita bagai orang buta di dalam ruangan gelap dan pekat.


Demi memahamkan bahwa menutup aurat itu wajib, saya terkadang korban khimar dan jilbab untuk dibagi-bagi. Tentulah yang masih layak pakai. Tapi karena prolog-nya langsung nendang bukan dengan mengubah pemikirannya dahulu, tak jarang apa yang saya beri dioper ke orang lain atau jilbabnya dipotong jadi 2 (dua), dibuat atasan dan bawahan. Hayo loh..
.
Gimana rasanya? Patah hati iya. Bonus baper pula. Padahal yang kita berikan atau sampaikan bukan hal yang salah. Salah strategi aja. Sayangnya pula, itu bukan kali terakhir terjadi. Meskipun lama-lama saya belajar bahwa sia-sia saya merasa seperti itu, karena Allah melihat proses, bukan hasil. Jadi sebenarnya tak ada yang sia-sia bila itu untuk dakwah.
.
Tidak jarang, dalam suatu waktu kita akan melihat teman mengaji kita satu per satu akan mengundurkan diri dari kancah persilatan. Alasannya bisa macem-macem; karena guru ngaji yang ga asyik; ngaji terlalu menyita waktu; sibuk bekerja; bahkan hingga hujan pun akan menjadi alasan. Padahal Ibnu Qayyim Al Jauziyah ra berkata, “Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal baik, pasti akan disibukkan dalam hal bathil.”
.
Mengkaji ilmu Islam adalah gerbang untuk hijrah, tanpa melakukan itu mustahil untuk istiqomah. Bahkan sekalipun telah mengkaji tidak menutup kemungkinan akan menjadi keder ketika ‘disentil’ oleh Sang Maha Kuasa. Sentilan itu bisa jadi adalah komentar orang lain atau sohib nongkrong yang tidak ingin dilepas, hingga merasa tidak lagi memiliki waktu untuk datang ke majelis ilmu.
.
Sejatinya kita mengkaji Islam itu untuk menyelamatkan diri sendiri, berdakwah pun untuk menyelamatkan diri sendiri. Supaya Allah melihat proses kita, bagaimana kita berjuang untuk agama-Nya.
.
Right??
.
.
Jember, 28 Jul 18
Helmiyatul Hidayati

You Might Also Like

3 comments

  1. ya memang segala sesuatu ada ujiannya ya, insyaallah selama hijrahnya juga bergabung dgn jamaah atau komunitas yg tepat, jd lbh bersemangat. Sejatinya krn kita pengen jd abdullah dan khalifatullah terbaik. Keep istiqomah, insyaallah :)

    ReplyDelete

Selamat datang! Berikan komentar yang nyaman dan semoga harimu menyenangkan :)