Belajar dari Bang Maul : Muda itu Berkarya, Bukan Foya-foya!

September 08, 2021




Kecil bahagia, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga!

 

Ga asing kan dengan slogan ini? Enggak dong, siapapun yang lahir setelah tahun 1934 kemungkinan besar kenal dengan slogan ini. Karena kita lahir di zaman, dimana hedonis menjadi gaya hidup akibat diterapkannya system kapitalisme.

 

Sejatinya hidup itu ujian, ga ada ceritanya setelah mati masuk surga tanpa adanya hisab kecuali para syuhada yang mati di medan perang dalam membela agama Allah. Dan jelas para syuhada itu tidak mengisi hidupnya dengan foya-foya. Jadi, ga tepat rasanya kalo slogan itu dijadikan “value” hidup seseorang. Hehe

 

“… Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.” [Al-Mulk/67:2]

 

Apalagi kalo ngomongin masa muda, masa dimana semangat membara, tubuh yang sehat dan prima. Mulai mengerti uniknya dunia, petualangan dan penjelajahan adalah hal yang menyenangkan dan menantang bagi yang para kawula muda.

 

Namun, tahukan kamu?

Sebagai seorang muslim, kita harus paham bahwa hidup ini hanya senda gurau belaka. Menghabiskan waktu hidup di dunia dengan sia-sia pertanda bahwa kita calon daftar orang-orang yang bakal bangkrut dunia-akhirat. Petualangan dan penjelajahan di masa muda bukanlah dengan cara foya-foya!

 

Belajar yuk, dari seorang kawan yang jauh di sana, namanya Maulana Ilham Pratama, biasa dipanggil Maul. Masih muda namun berusaha untuk berkarya. Tidak sulit menemukannya di media social seperti instagram dan facebook. Bahkan kita bisa main-main ke rumah daringnya alias blognya. Di sana banyak dibagikan tulisan-tulisan yang menarik dan informative.

 

Salah satu yang dia tulis adalah tentang Baliku Store..




 

Di zaman teknologi informasi semakin berkembang seperti sekarang ini, emang lumrah banget kalo perniagaan juga merambah dunia daring. Bahkan, mungkin hampir semua orang yang akrab dengan internet minimal punya akun online shop, sebagai seller maupun buyer. Hehe

 

Produk yang dijual pun beragam, bahkan kita bisa dengan mudah membeli barang dari luar negeri hanya dengan melalui aplikasi Shopee. Fenomena ini, bukan tidak mungkin nanti akan menjadikan produk local menjadi tersingkir, dan pelaku usaha berbasis produk local semakin lama akan terkikis karena tidak mampu bertahan di tengah derasnya arus pasar global.

 

Suka banget dengan tagline “Bangga Pakai Produk Lokal” yang diusung oleh Bang Maul melalui Baliku Store-nya. Bukankah ini mengingatkan kita pada akar kita?? Selain itu memberdayakan sumber pangan kita sendiri akan mengurangi ketergantungan kita pada negara asing. Hal ini berpengaruh banget pada kedaulatan pangan kita loh.

 

Banyak produk local Indonesia yang sebenarnya secara kualitas ga kalah bagus atau bahkan lebih bagus dari produk yang dari luaran sana. Hanya saja, salah satu poin negative masyarakat kita adalah mudah terkagum-kagum atau silau dengan peradaban barat. Sehingga apapun produk dari barat/luar akan dianggap bagus juga, kemudian tidak jarang menganggap remeh produk local.

 

Seperti yang Bang Maul tulis dalam artikel tentang Baliku Store, setiap pengusaha memang perlu membentuk ekosistem ekonomi yang rahmatan lil alamin. IMHO, keadaan seperti ini tidak bisa berdiri secara independen, tapi tergantung situasi politik dan ideology, tentu peranan system ekonomi Islam mutlak diperlukan untuk mengembalikan dunia dalam rengkuhan Islam Rahmatan Lil Alamin.

 

**

PS. “Duhai Pemuda, waktu kita tak banyak, mari berkarya untuk umat!”

 

 

 

 

You Might Also Like

0 comments

Selamat datang! Berikan komentar yang nyaman dan semoga harimu menyenangkan :)