Pelangi Memang Indah, Tapi Ia Hanya Sesaat
June 14, 2019
Temans, hari ini bagimu tanggal berapa??
Tepat Sabtu 8 Juni 19 ini bagi saya adalah hari ke-5
di bulan Syawal dalam kalender Islam. Yups, saya sudah berhari raya Selasa 04
Juni kemarin. Bagi yang berhari raya Idul Fitri keesokan harinya, maka hari ini
masih tanggal 4 Syawal.
Bukan pertama kalinya pristiwa seperti ini terjadi
(perbedaan tanggal hari raya), bahkan ini juga menjadi perbincangan hangat
layaknya tiket pesawat yang melambung bak roket. Tapi itu membuat saya
bersyukur suami saya kerja dan dakwahnya di luar negeri, tiket pesawat tidak
ada perubahan. Setidaknya jauh lebih murah dari penerbangan domestik yang per
tiket bisa sampai lebih dari 21 jeti. He he he..
Sekilas terlihat sepele dan tak ada masalah. Apalagi
kalo ada yang bilang ‘perbedaan itu indah seperti warna pelangi.’ Namun terkadang kita lupa, bahwa pelangi hanya muncul sesaat sebelum ia menghilang. Ditambah lagi
dengan banyaknya dalil yang dikeluarkan. Merasa hujahnya paling kuat, atau
malah merasa yang paling taat pada ulil amri, merasa paling Indonesia.
Pada Selasa pagi, tulisan saya tentang idul fitri
sudah bergerilya di grup WA, wajar dong kan udah hari raya. Tapi ada juga nih
yang komen, “Kalo saya taat pemerintah mbak, jadi hari rayanya baru besok.”
Eh, seakan-akan saya pemberontak apa, padahal saya
juga salah satu penyumbang pajak dan aktif tipis-tipis memuhasabahi penguasa.
Coba bayangkan bila perbedaan ini terletak dalam
sebuah keluarga. Suami sudah membatalkan puasa pada hari Selasa, sementara
istri masih berpuasa. Keesokan harinya ketika suami puasa Syawal, istri haram
berpuasa. Dengan dalih saling menghargai pilihan masing-masing, memang terlihat
tak ada masalah.
Tapi bukankah lebih baik bila suami dan istri
sama-sama berangkat Shalat Ied ke masjid, makan bersama di hari raya yang sama
dll. Iya kan??
Kebanyakan orang terjebak pada 2 (dua) pilihan yang
sebenarnya tidak pas. Saya pernah menuliskan ini dalam bentuk analogi. Misalkan
ada seorang gadis yang dilamar oleh 2 (dua) orang pemuda, pemuda pertama
memiliki jabatan mentereng tapi koruptor, pemuda kedua mengandalkan hidup
dengan kekuatan alias preman kasar. Manakah yang lebih di pilih??
Kebanyakan orang mungkin akan berpikir akan mengambil
yang paling sedikit mudharatnya, misal si Preman, kali aja karena Cinta suatu
saat nanti dia akan berubah.
Padahal selalu ada pilihan ketiga, yaitu pria yang
baik akhlak dan agamanya, sesuai dengan tuntunan Allah dalam memilih pendamping
hidup. Tapi kalo ga nemu cowok begini gimana? Masa iya ga nikah-nikah, padahal
jomblo itu kegentingan yang memaksa. Haha
Bila sampai pada posisi ini, maka pentinglah untuk piknik
lebih jauh dan ngopi lebih kentel. Pria yang baik akhlak dan agamanya tidak
bisa dicari di tempat yang buruk, juga tidak akan memilih pendamping hidup yang
buruk. Semuanya (SISTEM) harus dirubah, baik tempat pencarian maupun pribadi
yang menginginkan si shalih/shalihah sebagai pasangan halal, sampai di akhirat
pun kekal.
Sama dengan menanggapi banyak perbedaan. Termasuk
perbedaan penetepan hari raya. Setiap negara jadi berbeda salah satunya karena
mengambil metode rukyat hilal yang berbeda-beda. Menandakan bahwa TERITORIAL
itu adalah akar masalahnya. Teritorial inilah yang kita sebut sekat
nasionalisme.
Padahal, umat Islam itu harusnya satu, sama seperti
bulan yang juga hanya satu dan mathla’ yang juga cuma satu. Kamu juga cuma satu
di hatiku. #Eh
Solusi yang bisa diambil dalam keadaan ini adalah
membuat kesepakatan bersama untuk mengambil metode yang sama. Tapi mungkin ini
sulit, karena sudah tersekat-sekat nasionalisme itu tadi.
Solusi lainnya adalah dengan adanya satu Khalifah di
tengah-tengah ummat. Tidak hanya akan menghapus perbedaan awal dan akhir
Ramadan, namun juga mempersatukan ummat Islam seluruh dunia, tidak ada batas
nasionalisme dan perpecahan karena masalah mazhab atau furu’ (cabang).
Semoga tahun ini adalah tahun terakhir tanpa adanya
Khalifah yaa.. Bukan hanya agar bisa hari raya bersama, tapi juga agar
saudara-saudara kita yang tidak bisa berhari raya karena konflik juga merasakan
manisnya hari kemenangan.
Happy Ramadan. Mohon maaf lahir dan batin..
0 comments
Selamat datang! Berikan komentar yang nyaman dan semoga harimu menyenangkan :)