Antara Orbit Planet dan Kalamullah

September 10, 2018



Setiap perbuatan selalu ada tujuannya. Manusia melakukan segala sesuatu untuk memenuhi kepentingan dan potensi kehidupannya. Potensi fisik dan nalurinya. Secara kasar, visi dan misi manusia di bumi ini adalah untuk bertahan hidup dari hari ke hari. Hingga tiba ajalnya nanti.
.
Namun orang beriman memiliki gaya bertahan hidup yang ‘tidak biasa’, karena ada pelibatan Sang Maha Kuasa dalam segala tindak tanduknya. Diawalilah segala perbuatan atau amal itu dengan niat mengingat bahwa Allah akan meminta pertanggungjawaban atas segalanya.
.
Selayaknya hidup manusia pun memiliki orbit dan hanya berjalan melalui orbit itu. Termasuk dalam urusan memenuhi teriakan perut, juga hasrat ini dan itu. Bila tidak, maka tak ubahnya seperti tata surya yang melenceng ke sana ke mari hingga akhirnya hancur tak punya bentuk diri. Kisah kehidupan pun hanya soal tentang kemenangan bagi yang terkuat. Kuat dan besar hartanya, kekuasaan hingga kelicikannya.


Maka, hancurlah segala teori romantika dunia yang berbunyi, “semua sah dalam hal perang maupun cinta”, nyatanya teori itu yang membuat dunia kacau balau. Ibarat tata surya bila tak punya orbit edar, maka semuanya akan berbenturan dan meledak tak tentu arah.
. .
Kita selalu berharap perubahan, juga berusaha melakukan perubahan. Tak lain dan tak bukan untuk hidup yang lebih baik –nyaman-. Namun terkadang banyak terlupa bahwa hidup tak sekedar tentang di sini atau bahkan tentang kita. Ada Sang Pencipta yang menanti di ujung hidup kita.
Dari zaman dahulu kala, manusia selalu ingin hijrah –pindah- dan memang selalu berpindah. Hari yang sibuk akan berakhir, kemudian berpindah ke hari sibuk di keesokan harinya. Masalah akan selesai, kemudian akan berpindah ke masalah lainnya. Di dalam semua itu ada ujian untuk meneguhkan, ada musibah untuk mengingatkan serta ada azab untuk membinasakan.
. . Sembilan planet di dunia ini, teratur di orbitnya bak tentara yang berbaris rapi dengan arahan dari sang panglima. Keteraturan pun tercipta, menunjukkan keagungan bagi orang-orang yang berpikir cemerlang. Mudah-mudahan itu adalah kamu dan aku. .
Pada dasarnya hidup ini adalah kisah tentang perjalanan kita dalam memenuhi potensi kehidupan kita sendiri. Tentang bagaimana menjaga agar kita bisa makan setiap hari, tentang bagaimana hasrat kita bisa terpenuhi dengan baik sekali, meskipun seringkali kita sering gigit jari. Karena itu Sang Pengatur Segala, sejatinya memberikan orbit bagi manusia, yaitu Kalamullah dan Sunnah. Hanya dengan tetap berjalan di orbit itu hidup manusia akan mengalami keteraturan. Terlebih, tidak merusak semesta yang membuat Sang Pemilik tak akan suka.
Satu dari sembilan planet itu, manusia berdesakan di bumi. Iya, termasuk aku, dirimu, dia dan mereka. Kita bertentangan tak tentu arah layaknya planet yang kehilangan orbitnya. Seakan-akan ada serangan dari negara Api. Menunggu ledakan atau peperangan terjadi. Ah, sungguh tak enak di hati!!
. . Maka, cacatlah jiwa manusia bila ia tak mau berjalan pada orbit yang telah ditentukan. Kesombongan menggelegak saja yang memenuhinya bila merasa mampu membuat orbit sendiri. Sementara keterbatasan melekat padanya, dan kebutuhan pada yang lain adalah kepastian. .
.
Lalu, bila planet tanpa orbit bisa hancur, maka manusia tanpa orbit akan hancur di hari pembalasan. Itulah hari dimana aku tak mengenalmu, kau pun tak mengenalku. Hubungan di Bumi serasa tak pernah ada sekalipun kita dekat bak jari-jari. . Ah saudari, mari kita kembali ke orbit kita saja.. . Jember, 10 Sept 18 Helmiyatul Hidayati
#GerakanMedsosUntukDakwah
#OPEy
#OnePostingEveryDay
#OPEyDay01
#Revowriter8
#Revowriter

You Might Also Like

5 comments

  1. Waduuh mbaaa... pemilihan katane anti kuwi loooh semriwiing di hatikuuu😍😍😘, lope2 dah💞💞

    Eh Mb, jare saiki ttinggal 8 planet ya? Cmiww

    ReplyDelete

Selamat datang! Berikan komentar yang nyaman dan semoga harimu menyenangkan :)