Tips Mendampingi Anak Gangguan Baca, Butuh Ilmu dan Support System! Apa Saja??

July 19, 2022

Raditya Narendra, Siswa Kelas 5A Sekolah Tahfidz Plus Khoiru Ummah Jember

 

Sepuluh tahun lalu, saya melahirkan seorang anak laki-laki dengan sehat, dan kini telah menjadi siswa kelas 5 (lima) di sekolah dasar khusus Hafidz/ah (penghafal Al-Qur’an). Raditya Narendra, bagi saya adalah seorang anak yang memberikan banyak moment emas tidak hanya di masa ketika ia masih balita. Sengaja kami memilih menyekolahkan ia di sekolah Tahfidz karena harapan kami agar ia menjadi penghafal Al-Qur’an yang dijanjikan kemuliaan oleh Allah SWT.

 

Meskipun Radit kami kini telah tumbuh sebagai anak yang aktif dan lancar berbicara. Bukan berarti masa tumbuh kembangnya tak ada masalah, setidaknya begitulah yang menurut saya, sebagai ibunya melihat dia.

 

Karena Radit tumbuh dengan sehat dan sangat jarang sekali sakit, sebagai ibu ada kebanggaan karena usaha keras dalam menjaganya bisa dibilang cukup baik. Meskipun pernah ada masa ketika porsi makannya lebih sedikit dari camilan yang dikonsumsi, dan pernah pula berbadan kurus. Namun semua itu tidak mempengaruhi keaktifan dan kesehatannya.

 

Tentu saja kesehatan anak yang prima seperti ini adalah salah satu hal yang membanggakan. Hal ini tidak lepas dari ikhtiar kami menyiapkan madu hutan di rumah. Sengaja kami memilih madu hutan karena memiliki banyak khasiat yang penting untuk menjaga kesehatan, tahan lama dan bisa menjadi bahan masakan yang diperlukan. Setidaknya ada 5 (lima) manfaat madu hutan bagi keluarga yaitu, mencegah kanker, meredakan batuk, meredakan gejala pilek, penyembuhan luka dan luka bakar, serta mengatasi kolesterol.

 

Baca juga : Ketahui Keunggulan Madu Hutan dan 5 Manfaatnya


Ilustrasi : Anak dengan gangguan belajar. Sumber : https://generos.id


Namun, dalam masa pertumbuhannya hingga sekarang, bukan berarti tak ada masalah sama sekali. Telah lama sejak Radit kami memasuki kelas 2 (dua) SD, pada saat itu ia berusia sekitar 8 tahun. Kami menyadari bahwa kemampuan belajarnya ternyata rendah. Ia mengalami kesulitan dalam membaca, menulis dan menghitung meski telah diajari berkali-kali.

 

Sebagai ibu yang awalnya tidak mengetahui bahwa hal tersebut ternyata merupakan ganggguan belajar pada anak. Kami mengira bahwa hal tersebut terjadi karena memang kemampuannya yang rendah atau tidak pintar, serta kami sebagai orang tua yang kurang disiplin dalam membantunya belajar.

 

Awalnya hal ini kami hadapi dengan santai. Namun, ketika dia menginjak kelas 3 (tiga), yakni ketika sekolah harus dilakukan di rumah karena pandemic, kami menyadari bahwa gangguan belajar itu telah menjadi masalah yang lebih besar. Karena ia tidak paham membaca dan menulis dengan benar, maka ia pun sulit memahami dan menjawab soal ketika ujian. Ia pun menjadi kesulitan dalam mengindera fakta disekitarnya.

 

Kesulitannya dalam membaca terlihat pada saat ia menghadapi bacaan latin dan hijaiyah. Karena sulit dalam membaca, baik itu latin maupun hijaiyah, ia pun kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an. Meskipun prestasinya tidak termasuk yang paling buruk, namun Radit tidak pernah mencapai target pembelajaran yang ditetapkan oleh kurikulum sekolah.

 

Dalam masa itu, saya mengalami kesulitan dalam mendampinginya belajar. Tidak dipungkiri bahkan kadang saya merasa depresi dalam menghadapi situasi ini. Untuk mengubah keadaan ini, kerap kali saya berkonsultasi dengan gurunya dan mencari-cari cara dan metode yang tepat untuk pembelajarannya.

 

Hingga akhirnya berawal dari sebuah iklan yang muncul di beranda instagram saya, tentang suplemen penunjang tumbuh kembang anak yakni Generos, membuat saya penasaran. Kemudian saya meluncur ke websitenya dan membaca banyak artikel menarik. Salah satunya adalah informasi mengenai gangguan belajar pada anak.

 

Melalui artikel itu saya tahu bahwa ternyata Radit kami mengalami gangguan belajar anak Disleksia, Disgrafia dan Diskalkusia. Ciri-ciri yang disebutkan dalam artikel tersebut sama dengan gejala yang selama ini dialami oleh anak kami. Hal ini menjadi salah satu penyesalan bagi kami karena baru mengetahuinya ketika ia berusia 10 (sepuluh) tahun. Jadi, benarlah dikatakan bila beramal tanpa ilmu, tak ubahnya lepas dari penuntun jalan, yang akan menyebabkan kita tersesat.


Baca juga : Jangan Remehkan Gangguan Belajar Pada Anak


 

Contoh buku bacaan yang menarik bagi anak.


Sejak mengetahui bahwa Radit mengalami kesulitan membaca, menulis dan berhitung. Salah satu hal yang kami fokuskan dalam pembelajarannya adalah kegiatan membaca terlebih dahulu. Seperti yang Allah SWT perintahkan ketika pertama kali menurunkan wahyu : “Iqra’” atau “Bacalah!” (QS. Al Alaq).

 

Untuk mencapai tujuan ini, selain mencari tahu lebih banyak, kami juga membentuk support system sebaik mungkin bagi Radit. Beberapa hal kami lakukan dalam mendampingi Radit agar semakin lancar membaca, berikut beberapa tips yang kami lakukan :

 

1.       Memberikan motivasi

Kami meyakini bahwa niat memiliki peran penting dalam setiap perbuatan kita. Dan sebaik-baik niat adalah karena mengharap ridha Allah. Dan hal ini selalu kami tekankan kepada Radit, bahwa ilmunya dan usahanya dalam menuntut ilmu semata-mata karena berharap berkah-Nya.

 

2.       Memberi buku yang menarik

Awalnya kami kurang menyadari bahwa anak adalah makhluk yang visual, sehingga buku yang kami jadikan sebahai objek latihan membaca setiap hari adalah buku yang biasa dibaca orang dewasa. Radit menjadi cepat bosan dan kurang bersemangat, namun ketika bukunya diganti dengan yang berbentuk seperti komik bercerita atau buku-buku yang memiliki warna mencolok dengan tulisan yang tercetak lebih besar dan font yang menarik, sangat menarik minatnya dalam kembali membaca.

 

3.       Pendampingan membaca oleh orang tua

Selama dalam latihan membaca adalah moment yang tidak boleh ditinggalkan oleh orang tua. Meskipun ia telah mulai lancar membaca, kita perlu menemani sehingga bisa memberikan koreksi atas bacaannya dan setelah itu bisa saling bertukar pikiran mengenai bacaan yang telah dibaca tadi. Suasana menjadi menyenangkan dan semakin mendekatkan diri dengan anak. Pemahaman anak pun makin bertambah.

 

4.       Memilih buku bacaan

Pada dasarnya semua buku bacaan bisa menjadi pilihan, termasuk buku fiksi. Sehingga tidak heran kalo ada orang tua yang memberikan buku Harry Potter sebagai bahan bacaan bagi anaknya yang masih SD. Namun menurut pengamatan saya, anak SD masih belum terlalu mampu untuk berpikir benar, maka asupan bacaannya harusnya adalah buku-buku yang mengisahkan tentang hal yang nyata seperti Shirah Nabawiyah, Kisah Para Sahabat, Alam Semesta dll. Buku-buku seperti ini lebih merangsang anak berpikir benar daripada kisah-kisah yang tidak nyata.

 

5.       Menerapkan pola hidup sehat

Menerapkan pola hidup sehat dalam keluarga sangat membantu dalam mengatasi gangguan belajar pada anak. Pola hidup sehat harus tercermin pada pola istirahat, makan dan olahraganya. Karena hal tersebut berpengaruh pada pertumbuhan tubuh dan otak anak.


Shireen Aqila, mengkonsumsi Generos. Sumber : https://generos.id

6.       Memberi nutrisi atau suplemen kecerdasan

Selain memperhatikan asupan gizinya dari makanan konsumsi hariannya, memberikan anak tambahan nutrisi dari suplemen kecerdasan otak anak seperti Generos merupakan pilihan yang bagus dan bisa dilakukan oleh orang tua. Suplemen ini mencegah anak kekurangan nutrisi, yang bisa menyebabkan tumbuh kembangnya tidak optimal, termasuk perkembangan saraf-saraf otaknya. Generos sebagai penunjang kebutuhan nutrisi untuk tumbuh kembang optimal, mengandung bahan herbal dan telah banyak orang tua yang memberikan testimony anaknya semakin lancar membaca setelah rutin minum Generos.


Baca juga : Nyata! Setelah Minum Generos Jadi (Lebih PD) Lancar Membaca

 

7.       Mengurangi screen time pada anak

Pasca sekolah dari rumah selama pandemic yang kurang lebih berlangsung selama 2 (dua) tahun, tidak dipungkiri memberi pengaruh pada lifestyle anak. Interaksinya yang tinggi dengan gadget selama proses SFH (School from home) mempengaruhi screen time-nya hingga di luar waktu-waktu belajar. Screen time yang berlebihan adalah salah satu yang mempengaruhi gangguan belajar pada anak. Karena itu perlu bagi orangtua membatasi atau mengurangi screen time anak.

 

8.       Disiplin dan sabar

Gangguan belajar anak bisa disembuhkan dengan latihan dan terapi. Hal ini membutuhkan disiplin dan kesabaran. Orang tua berperan penting dalam hal ini. Komunikasi tanpa henti dengan anak dan melakukan komunikasi sesuai level anak adalah kreatifitas yang harus diupayakan oleh orang tua. Orang tua bisa menerapkan reward and punishment untuk membantu hal ini terwujud.

 

KESIMPULAN

 

Wajar bila sebagai orang tua mengalami kepanikan saat anaknya mengalami suatu gangguan, termasuk gangguan dalam belajar. Mengetahui penyebabnya lebih awal akan lebih memudahkan dalam menerapkan solusinya. Karena itu dituntut peran aktif orang tua dalam mencari ilmu atau informasi terkait gangguan yang dialami oleh anaknya, sehingga tepat dalam membangun support system dan tepat dalam mengawal tumbuh kembang anak tanpa terlewat.

 

 

You Might Also Like

1 comments

  1. wahh masyaaAllah Radit, alhamdulillah yaaa berkat kekepoan bundanya dan effort, dan juga info serta manfaat Generos, lengkappp

    ReplyDelete

Selamat datang! Berikan komentar yang nyaman dan semoga harimu menyenangkan :)