Dia yang Tak Bisa Diajak Kompromi

March 05, 2019


PEy2019Part7 #Day08
Dia yang Tak Bisa Diajak Kompromi
Oleh. Helmiyatul Hidayati


Dahulu kala. Entah berapa puluh tahun yang lalu. Saya pernah mengalami naik kereta api yang penuh sesak oleh penumpang. Suasana bising dan sampah berserakan. Pedagang asongan sibuk seliweran menawarkan dagangan 😮

Sekarang sudah jauh berbeda. Naik kereta api murah dan nyaman bisa dinikmati dengan santai kaya di pantai. Perjalanan 2,5 jam Jember-Rogojampi bisa disambi dengan internetan atau tidur lelap walau sebentar. Terlebih lagi, tiket hanya seharga 8.000 perak. Camilan yang dibawa jadi lebih mehong 😅

Yang tidak berubah adalah tak ada kompromi dengan jadwal. Begitu kereta sudah berangkat, tak ada yang bisa menghentikan keputusannya untuk pergi, #eh keberangkatannya.

Awal tahun lalu saya pernah mengalami ini. Ketika akan kembali ke Jember setelah liburan di PMI (Pondok Mertua Indah). Mungkin keterlambatan saya hanya kurang dari 1 menit. Saya sdh di depan ketika keretanya mulai bergerak pelan, tapi pintu telah ditutup. Dan kereta tak bisa dihentikan, juga tak akan menunggu kita.

Bapak mertua saya yang hebat dan baik seperti anaknya 😍🤭🤭 mencoba 'mengejarkan' kereta ke stasiun terdekat. Tapi kami tetap kalah berpacu dengan kendaraan besi bak ular tersebut.

Akhirnya saya memutuskan beli tiket untuk keberangkatan kereta selanjutnya. Kereta berbeda, dengan tarif berbeda, lebih mahal dari camilan yang dibawa 😊. Tapi mau bagaimana lagi, kereta yang meninggalkan saya tak bisa diajak kompromi.

Hal itu memberi saya pelajaran, betapa pentingnya untuk tidak melalaikan waktu. Supaya tidak ketinggalan kereta lagi. Untunglah kali ini yang ketinggalan itu adalah jadwal kereta. Masih bisa beli tiket baru agar tetap bisa sampai tujuan.

Tapi bagaimana bila itu jadwal kematian? Bisakah kita bilang pada malaikat Izrail agar ikut jadwal kematian selanjutnya saja??

"Oh, BIG NO!! Emang saya ini Goblin yang bisa diajak kompromi. Kamu kebanyakan nonton drama korea sih!"

Mungkin begitu kali ya jawaban sang Malaikat Pencabut Nyawa.

Yap, jadwal kematian berbeda ya bu ama jadwal kereta. Meskipun sama-sama tak bisa dikompromi, tapi ketingggalan jadwal kereta masih memiliki kesempatan untuk bertaubat, eh beli tiket baru.

Tapi kalo jadwal kematian kita sudah tiba. Bahkan bersembunyi di lubang semut pun, malaikat akan tetap menemukan kita.

Kalo jadwal kematian sudah tiba, bahkan jubah gaib Harry Potter pun tak akan bisa membantu kita menundanya. Hey, itu artinya Allah sudah menyuruh kita pulang! Bukan karena waktunya tidur (selamanya), tapi untuk mempertanggung jawabkan apa yang sudah kita lakukan selama (menunggu) di dunia. Berat mak!!

Lebih berat lagi bila yang kita lakukan selama (menunggu) jadwal kematian diisi dengan banyak kelalaian terhadap perintah-perintah Allah.

Diberikan kewajiban oleh Allah, malah sibuk dengan yang mubah-mubah, sampai yang wajib terlantarkan.

Diberi kekuasaan tidak untuk menegakkan hukum Allah. Amboi.. lalai benar..


Semoga aku dan kamu ga begitu yaa.. Aamiin.. 😊

You Might Also Like

0 comments

Selamat datang! Berikan komentar yang nyaman dan semoga harimu menyenangkan :)