Way Back Home : Jalan Pulang yang Gelap

May 14, 2020

Sumber : TribunNews


Mayat ABK Indonesia dibuang di laut, Indonesia pun menjadi mendung. Bagaimana tidak? Pristiwa ini memunculkan dugaan indikasi kuat terjadi perbudakan modern pada ABK Indonesia yang bekerja di kapal-kapal korporat milik China. Karena itu kematian para ABK RI menjadi sorotan media lokal maupun internasional. Lebih mengejutkan lagi, dari viral cuplikan video yang beredar, ada informasi bahwa hal ini terjadi sejak September 2019.


Trenyuh hati ini! Bukankah ini namanya air susu sedang di balas dengan air tuba? Di depan mata, secara terang2an. Betapa mudahnya orang China keluar masuk Indonesia, betapa mudahnya mereka bekerja. Sementara orang Indonesia yang bekerja di sana, tak jelas apakah nanti masih bisa menemukan jalan pulang atau tidak. Ya, Ari dan Sapri adalah contoh nyata yang terjadi! (detik.com).

Dan itu membawa saya nostalgia pada sebuah film Korea berjudul "Way Back Home" tahun 2013. Meskipun bukan tentang anak buah kapal. Drama yang diangkat dari kisah nyata ini memiliki benang merah yang sama dengan pristiwa ABK yang dilarung yakni betapa negara abai kepada rakyatnya.


Mau tau review drama korea lain?? Baca di blog kece kaka Monica Anggen yaa.. J


Iyah, Korea Selatan, negeri dengan lampu-lampu berkelap-kelipnya para bintang K-Pop itu pernah juga "menelantarkan" warganya. Layaknya negara kapitalis lain, kesenjangan sosial di Korsel pun jauh. Banyak pula sebenarnya yang hidup miskin. Hanya saja Hallyu membuat kita hallu akan hal itu.



SINOPSIS


Tak terkecuali Song Jeong Yeon, seorang ibu yang hidup bersama suami dan anaknya ini sangat pas-pasan. Terlebih saat teman sang suami meninggal dan ternyata "mewariskan" banyak sekali utang kepada mereka sehingga terpaksa rumah dan kios mereka disita. Merekapun hidup tanpa uang. Song Jeong Yeon berusaha membantu perekonomian keluarga dengan menerima tawaran seorang teman suaminya, katanya mengantar perhiasan ke Perancis. Nyatanya itu adalah kokain.

Bisa ditebak arahnya kemana, Jeong Yeon tertangkap. Karena hal ini, ia terpaksa mendekam selama tiga bulan di penjara Paris. Kemudian ia dipindahkan ke Ducon Prison, Martinique Island, Kepulauan Karibia. Ia menghabiskan waktu selama 756 hari tanpa adanya persidangan.

Jong Bae, sang suami tentu sedih dan bingung akan nasib istrinya, ia kesana-kemari berusaha meminta bantuan. Ke polisi, pejabat setempat, kementerian luar negeri, kantor kedutaan dll sampai ia mengajukan protes seorang diri (seperti melakukan demo, tapi sendirian sambil memasangi tubuhnya dengan poster tuntutan, yang rajin nonton drama korea, biasanya hal ini lazim terjadi). Hasilnya? Nothing!

Dalam fiilm ini bisa kita lihat bagaimana adegan para pejabat di kedutaan, bahkan niat untuk membantu saja tidak ada. Permintaan Jeong Yeon untuk memberinya seorang penerjemah tidak pernah digubris, bahkan pemerintah berkilah bahwa di Karibia tidak ada orang Korea sama sekali, padahal di sana ada beberapa orang Korea yang belajar (mahasiswi) dan sudah tinggal selama 3 (tiga) tahun.

Lebih greget lagi, ketika berkas yang bisa membebaskan Jeong Yeon masuk “tempat sampah” karena dianggap berkas lama yang tidak akan dipakai lagi. Ya, Jeong Yeon terlupakan begitu saja. Duh, adegan ini bikin geleng-geleng kepala. Padahal teman suami Jeong Yeon yang menjebak Jeong Yeon agar pergi ke Prancis sudah tertangkap dan mengakui bahwa koper berisi kokain itu bukan milik Jeong Yeon. Tapi pernyataan ini tidak pernah sampai ke pengadilan Karibia karena berkasnya udah masuk tong sampah itu tadi.

Di Korea, Jong Bae yang tidak menyerah akhirnya menarik perhatian media. Rakyat mengecam! Kisah istrinya pun menjadi viral, membuat pemerintah akhirnya bertindak serius.  Endingnya Song Jeong Yeon akhirnya pulang kembali ke Korea, pegawai kedutaan di demosi semua.

Sumber : Majelis Tausiyah Cinta


SUDUT PANDANG LAIN


Memang benarlah kata pepatah, “lebih baik hujan batu di negeri sendiri, daripada hujan emas di negeri lain.” Meskipun saya lebih memilih hujan emas di negeri sendiri hihihi. Benar, bagi banyak orang, tanah air atau kampung halaman tak bisa tergantikan, walaupun banyak emas di dulang di negeri orang. Coba aja dengerin lagu “Tanah Airku” oleh Sundari Soekotjo, berlinang-linang kan? -Tapi jangan lupa ya, kalo "the real kampung halaman" kita adalah akhirat-

Terlepas dari Jeong Yeon dalam film dan fakta terdekat yang sedang kita hadapi sekarang, yakni ABK Muslim yang mati merana di tengah laut. Abainya peran negara adalah salah satu yang tidak bisa kita elakkan. Ini bukan hanya tentang Korea atau Indonesia saja, di luar sana pasti ada negara-negara yang tidak berdaya menolong rakyatnya dan memberi mereka keamanan dan kesejahteraan sebagaimana seharusnya. Beginilah, produk kehidupan karena kapitalisme, yang landasannya sekulerisme. Bukan benar dan salah yang menjadi panduan, apalagi halal dan haram. Tapi asas untung dan rugi.

Berbeda kala Islam memimpin dunia, panduannya adalah hukum syara. Lihatlah bagaimana khalifah Mu’tasim Billah menaklukkan kota Amuriah hanya karena seorang muslimah dilecehkan oleh salah seorang tentara Romawi. Perlindungan total yang dipersembahkan kepada rakyatnya. Kenapa? Karena itu adalah perintah Allah.

“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya” (HR al-Bukhari).

Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)

Kepemimpinan Islam, tidak akan membiarkan rakyatnya diperbudak oleh bangsa lain, jangankan diperbudak, dilecehkan saja, negara akan ambil peran sebagai tameng!

Kepemimpinan Islam, tidak akan membiarkan rakyatnya tidak mendapatkan haknya sebagai seorang muslim, termasuk hak dimandikan, dikafani, disalati ketika meninggal, bahkan jika ia meninggal di atas laut. “Jika seseorang mati di atas kapal atau perahu, dan tepian lautan jauh atau ada kendala lainnya, maka wajib memandikannya, mengafaninya, menyalatinya, kemudian diletakkan di antara dua papan, lalu ditenggelamkan ke dalam lautan. Dan boleh diberi pemberat agar bisa sampai ke dasar lautan.” (Al-Minhajul Qawim)

Pengurusan jenazah termasuk hukum syara’ yang fardu khifayah, artinya bila tidak ada yang melaksanakan sesuai hukum syara', maka seluruh umat Islam akan dibebankan dosa. Termasuk kita-kita yang bahkan tidak kenal dengan saudara-saudara ABK itu. Entah ada berapa orang yang seperti Ari dan Sapri. Entah ada berapa banyak “warisan dosa” yang menjadi beban kita karena tidak tegaknya Islam. Entah..

000

Note : Perbudakan modern yang dimaksud di sini berupa eksploitasi tidak manusiawi hingga berujung pada kekerasan hingga kematian; ketidaklayakan makanan dan minuman (minum air laut); jam kerja yang panjang dan upah yang tidak semestinya (1,7 juta setahun) (Sumber : Tirto.co.id).

You Might Also Like

31 comments

  1. Sedih ya, kalau dengar berita ketidakadilan begini.
    Semoga hal ini tidak terjadi lagi.

    ReplyDelete
  2. aku merinding dan sedih bacanya. Semoga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi ya :(

    ReplyDelete
  3. Semoga kasus dilarungnya ABK WNI ini menjadi yang pertama dan terakhir.

    ReplyDelete
  4. Sedih banget baca cerita ABK itu, ada perasaan ikut tidak terima.
    Eh kayanya filmnya recommended yah, wajib masuk WL.

    ReplyDelete
  5. Jujur miris waktu tau berita soal perbudakan yang dialami oleh salah satu ABK Indonesia, seakan akan ketidakadilan sudah dibutakan.

    ReplyDelete
  6. nangis aku kak, emang gak boleh sebenarnya kita membiarkan seperti ini. ini udah kedzoliman. Tapi kak selemah-lemahnya iman adalah diam, dan akita hanya bisa berdoa

    ReplyDelete
  7. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Ikut miris denger berita tersebut, masih ada saja orang orang menghalalkan segala cara demi keuntungan berlipat.

    ReplyDelete
  8. Jadi inget novel judulnya Tanah Seberang. Berat hidup di negeri orang. Mau ngga mau pasti ada diskriminasi macam ABK kemarin. Sedih rasanya.

    ReplyDelete
  9. Saya termasuk yg setuju kalau orang merantau, pergi cari ilmu, uang, jodoh #eh, sampai ke luar negara. Dunia ini luas
    Tapi untuk ketidakadilan atas sebuah tindakan, harus diusut tuntas
    Btq tq review filmnya. Menarik hehe

    ReplyDelete
  10. Sedih juga berulang kali liat video ABK yang dilarung itu di medsos. Sedihnya bukan karena mereka meninggal saja, tapi saya membayangkan kebahagiaan pertama kali keluarga mereka ketika tahu anaknya diterima di dunia 'pelayaran'. Saya melihat sendiri banyak siswa-siswa di sekolah pelayaran yang begitu. Padahal sebagian dari mereka diterima untuk diperbudak di kapal pencari ikan.

    ReplyDelete
  11. Tragis dan miris kejadian jenazah ABK yg dibuang ke laut. Semoga segera ada tindakan dan diusut, biar tidak terulang kembali..

    ReplyDelete
  12. aku bisa gemesh nonton film tentang pemerintahan yang kaya gitu huhu. btw ikut gerimis liat berita tentang ABK Kapal itu ya, kerja di luar negeri begitu menggiurkan karena di tanah air ia merasa sulit mendapatkan pekerjaan yg "layak" ya..sedih bgt kalau akhirnya begitu

    ReplyDelete
  13. Spechles kak, tentunya banyak kejadian perbudakan yang tidak terdeteksi. Semoga kejadian ABK bisa dituntaskan.

    ReplyDelete
  14. Ya Allah aku kok baru tahu soal ABK ini. Pasti banyak lagi yang tidak terungkap, kasihan banyak ketidakdilan yang terjadi.

    ReplyDelete
  15. Terharu membaca ulasan ini.

    Terutama pada kalimat yang ini "Korea Selatan, negeri dengan lampu-lampu berkelap-kelipnya para bintang K-Pop itu pernah juga "menelantarkan" warganya. Layaknya negara kapitalis lain.. "

    Apakah ini berarti negara yang sedang memiliki trending topik di Twitter" Indonesiaterserah"

    Benar-benar sudang merangkak menjadi negara dengan judul kapitalis? 😢

    ReplyDelete
  16. Masih banyak mba kejadian ini dialami oleh orang Indonesia. Di negara lain juga sama. Ya gak usah jauh-jauh, masalah TKI yang setiap sebentar dipenggal aja deh. Itu yg selamat-selamat dari tiang gantungan kebetulan saja di-blow up media. Yg gak terekspose jauh lebih banyak jumlahnya.

    ReplyDelete
  17. Aku terharu bacanya. Kasian perantau tersebut, semoga saja kematiannya mendapatkan surga. andai sistem khilafah bangkit kembali, insya allah akan makmur.

    ReplyDelete
  18. Sedih ya baca berita dua ABK yang dilarung itu. Rasanya sesak. Bahkan mereka harus meminta perlindungan negara lain agar bisa terbebas dari sana.

    Kabarnya, mereka kabur ke negara korea dulu baru kabar ini mencuat. Miris ya.

    ReplyDelete
  19. Sedih ya kak....berarti hrsnya tiap kapal tuh ada ruang pendingin jenasah ya..biar klo ada ABK yg meninggal bisa disimpen dulu jenasahnya.. sampe kapal mendarat..

    ReplyDelete
  20. sedih banget dengernya pas tau berita ini, kok ada ya yang tega begitu ke ABK. Ampuun deh, tahun 2020 emang lagi banyak banget musibah untuk Indonesia. Semoga segera membaik dan pemerintah juga semakin aware dengan masalah ABK ini. Aamiin

    ReplyDelete
  21. Sedih kalau liat beritanya, karena aku pernah berlayar selama satu bulan dulu,jadi tau banget gimana kehidupan di kapal, di tambah lagi dengan siksaan begitu kasian

    ReplyDelete
  22. bener sie lebih baik hujan batu di negeri sendiri daripada hujan emas di negeri orang, bukan ABK saja sie banyak yang dapat perlakukan tidak baik di negeri orang, ku belum liat ini filmnya , past sangat membuat emosional ya.

    ReplyDelete
  23. Sungguh sedih hati ini kak membaca berita tentang ABK yang mendapatkan perlakuan yang tidak layak. Semoga masalah seperti ini bisa segera mendapat perhatian dan penanganan dari pemerintah.

    ReplyDelete
  24. Aku juga sedih loh waktu baca berita itu. Apalagi kabarnya media Korea sudah berulangkali mengirimkan pesan ke Indonesia tapi diabaikan. Kok negara lain yang lebih peduli, ya? Sedihnya menjadi WNI, hiks hiks ...

    Setelah itu kasusnya tenggelam. Ya, kan?

    ReplyDelete
  25. Kisah tragis abk di kapas itu sukses bikin saya nangis ketika melihat videonya. Nggak manusiawi dan kejam sekali. Semoga pemerintah RI bisa tegas menhelesaikan persoalaan ini

    ReplyDelete
  26. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Ikut miris denger berita tersebut, masih ada saja orang orang menghalalkan segala cara demi keuntungan berlipat.

    Reply

    ReplyDelete
  27. Sedih juga waktu di twitter rame pemberitaan ini. Semoga almarhum husnul khotimah dan mendapatkan tempat terbaik di sisiNya

    ReplyDelete
  28. sedihnya oemerintah kayak nggak ada gigi dan tekesan melindungi china dalam kasus ABK ini
    padahal bukan isu baru dan sudah diangkat oleh bu susi juga bahwa abk kita di sana ga layak hidupnya

    ReplyDelete

Selamat datang! Berikan komentar yang nyaman dan semoga harimu menyenangkan :)