My Flag : Niat Baik Tak Cukup, Mencintai Negeri Perlu Cara Yang Benar Juga!

January 15, 2023

 


Ada yang mengenal drama Turki ‘Dirilis Ertugrul’?? Drama ini, meski marathon membawa banyak efek di dunia international. Kabarnya karena ‘Dirilis Ertugrul’ beberapa seminar/kajian tentang negara Islam (khilafah) dibuka dan dihadiri lebih banyak orang. Ada penonton yang karena nonton drama ini jadi masuk Islam. Secara khusus PM Pakistan menyampaikan kekagumannya. Bahkan oleh PTV (Pakistan TV) telah didubbing dalam Bahasa Urdu. Karena mendapat banyak tanggapan positif, Mehmet Bozdag, selaku produser dan penulis skenario melanjutkan dengan Kurulus Osman yang masih tayang hingga sekarang.

Tapi tanggapan tak selalu positif. Beberapa negara justru memberikan fatwa tahdzir terhadap Dirilis Ertugrul. Di Channel MBC1 Saudi, penayangannya tiba-tiba dihentikan pada April 2018. Tidak sesuai dengan fakta sejarah atau adanya karakter Ibnu Arabi yang dikafirkan oleh Gerakan Wahabi disebut-sebut merupakan alasannya. MBC Emirat sendiri kemudian membuat drama tandingan dengan judul Kingdom of Fire yang memakan biaya fantastis yakni 40 juta dolar Amerika untuk 14 Episode. Kingdom of Fire sendiri adalah sebuah drama dengan setting abad pertengahan ketika Sultan Ustmani Selim l menyerang dinasti Mamluk.

Masyarakat dunia melihatnya sebagai perang budaya. Tapi bagi yang belajar Islam Kaffah atau mengerti bahwa Islam tak sekedar agama ritual, sebenarnya film-film atau drama tersebut membawa pemikiran idealis dari pembuatnya dan selalu ada "udang di balik batu."

Di Indonesia sempat viral film JKDN (Jejak Khilafah Di Nusantara) beberapa saat lalu. Karena penayangannya yang kerap kali dibanned. Sebenarnya apa yang ditakuti dari film ini? Bukan karena film ini akan merusak moral generasi bangsa, jelas bukan karena ini bukan tontonan vulgar. Bukan pula karena merugikan ekonomi negara, jelas bukan karena produksinya tanpa sponsor penguasa. Yang ditakuti adalah pemikiran tentang negara Islam yang ada di film tersebut.


Selain itu, baru-baru ini muncul film "My Flag". Dengan durasi singkat ia sudah bisa menohok hati banyak umat muslim. Apa pasal?? Karena adanya narasi cacat sejarah serta sesat pikir dalam film tersebut. Ah, kalo boleh penulis menambahkan, karena ada pemerannya yang terlibat "skandal".

Untuk poin ketiga, mari sejenak kita lihat Korea Selatan. Aktor Korea biasanya akan langsung hilang dari peredaran dunia entertainment bila terlibat skandal, bahkan jika dia masih belum terbukti bersalah oleh pengadilan. Contoh skandal yang dimaksud tak hanya berupa pelecehan seksual, perselingkuhan atau melanggar kontrak karena memiliki kekasih. Tapi bisa karena kasus bullying dsb.

Di My Flag pemeran guru/ustaz adalah seseorang yang pernah melakukan bullying pada Baginda Rasulullah SAW dengan mengatakan bahwa masa kecil sang nabi itu rembes (anak kecil yang ingusan, identik dengan kotor) Padahal banyak dalil mengatakan betapa ‘good looking’nya sang Rasul dari kecil, mengalahkan anak-anak lain di masanya.

My Flag bisa bisa dikatakan film religi karena membawa suasana Islam dengan setting lokasi pesantren dan setting peran para santri dan santriwati. Tapi sayangnya secara bersamaan juga menjelekkan Islam.


Adegan perkelahian antara kubu santri yang membawa bendera merah putih dan santri yang membawa bendera hitam dan bendera putih justru menunjukkan bahwa film ini mengkotak-kotakkan Islam. Meskipun tidak secara eksplisit ditampilkan, namun kita sudah bisa menebak narasi film ini akan dibawa ke mana. Termasuk narasi akan bendera apa yang dimaksud.

Kubu santri pembawa bendera hitam dan putih juga digambarkan dengan celana cingkrang dan muslimah bercadar. Seakan-akan santri seperti mereka adalah santri yang tidak mencintai Indonesia. Mirisnya lagi ada adegan penarikan cadar. Padahal sama-sama Islam, seharusnya sama-sama tahu bahwa celana cingkrang dan cadar itu merupakan ajaran Islam. Jelas ini adalah sesat pikir yang ditunjukkan dalam film ini (poin kedua).

Namun pesan dalam film ini yakni untuk mencintai negeri dan tidak membiarkannya dijajah (dengan berkibarnya bendera lain) patut diapresiasi. Hanya saja niat baik itu tidak cukup, perlu cara yang benar. Bahkan dalam konsep ihsanul amal, Allah menolak amal perbuatan hambanya jika tidak terpenuhi 2 (dua) syarat : niat yang ikhlas dan cara yang benar sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Dua syarat ini mutlak terpenuhi, Allah tidak menerima diskon syarat 50%

Maka dalam rangka menjaga negeri ini, perlu kita menilik sejarah secara menyeluruh. Dalam hal ini anda bisa menonton film "Jejak Khilafah di Nusantara" sebagai referensi. Dan membuka kembali AlQur'an dan Sunnah sebagai pedoman. Allah menetapkan kejayaan sebuah negeri dalam QS. Al A'raf:96, "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."

Mencintai Indonesia berarti mewujudkan 3 pilar pembangun bangsa : (1) Ketakwaan individu, (2) amar ma'ruf nahi munkar di tengah-tengah masyarakat dan (3) negara yang menerapkan hukum Islam. Tanpa adanya 3 pilar ini maka kita sebenarnya sedang cacat melihat sejarah. Kemerdekaan negeri ini adalah karena spirit jihad para pahlawan dan Nusantara pun memiliki kaitan yang erat dengan Khilafah. Semuanya merupakan ajaran Islam.

Film seperti My Flag adalah film yang membawa pemikiran berbahaya karena memberi cap radikalisme pada kelompok tertentu. Penggambaran karakter santri radikal dan adanya bendera hitam dan putih yang polos, merupakan framing jahat pada Islam itu sendiri. Karena itu patut bila penulis memberi rating 0/10.

You Might Also Like

3 comments


  1. "My Flag: Niat baik tak cukup, mencintai negeri perlu cara yang benar juga! This thought-provoking expression Union County reckless driving lawyer||New Jersey Sex Crimes Attorney|| encapsulates the notion that genuine love for one's country demands not just good intentions but also the right actions."

    ReplyDelete
  2. ##Such a valuable post. I am waiting for your next post.

    ReplyDelete
  3. "My Banner: Niat baik tak cukup, mencintai negeri perlu cara yang benar juga! This intriguing articulation exemplifies the idea that authentic love for one's nation requests sincere goals as well as the smart activities."
    what is reckless driving speed in virginia|| reckless driving charge in virginia|| virginia reckless driving attorney

    ReplyDelete

Selamat datang! Berikan komentar yang nyaman dan semoga harimu menyenangkan :)