Apa yang ada dipikiranmu kalo denger nama Jackie Chan? Pasti sederet film laga kocak yang box office. Kalo Arnold Schwarzenegger? Aktor laga popular yang pernah jadi gubernur California. Gimana kalo keduanya bertemu di film? Filmnya pasti uwow banget dong.

 

Dan terjadi, mereka ketemu di film Iron Mask : The Mystery of Dragon Seal. Jujur, after Harry Potter ini adalah salah satu film fantasy yang bagus loh. Ga heran sih film ini rupanya hasil Kerjasama banyak rumah produksi dari beberapa negara, seperti Inggris, China dan Russia. Iya, dalam ceritanya pun baik actor atau settingnya memang menyebutkan ketiga negara ini.

 

Dilihat dari judulnya tentu film ini ada kaitannya dengan hewan mitologi bernama naga, baik di China maupun Eropa, hewan ini memang memiliki posisi yang superior. Tapi setelah melihat keseluruhan film ini, membuat saya jadi teringat film produksi Korea Selatan yang judulnya Monstrum. Karena memiliki benang merah yang sama : penjajahan pada rakyat.

 

SINOPSIS

 

Teh (tea) adalah produk berharga di Cina pada abad-18, harganya mahal dan memiliki khasiat yang sangat bagus. Namun dalam mitologi Cina, teh itu sebenarnya berasal dari alis mata naga. Sang naga memilih beberapa manusia untuk menjaga bumi dan menjaga khasiat teh. Dia juga memberikan segel (seal) kepada manusia (penyihir putih) yang menandakan bahwa dia adalah orang yang terpilih (semacam menjadi ‘master’nya naga gitu).

 

Sayangnya tentu saja ada penyihir yang ingin menguasai teh untuk dirinya sendiri. Karena bisa menghasilkan emas. Maka sang guru (yang diperankan oleh Jackie Chan) dan sang putri yang seharusnya merupakan pemilik segel dikurung dipenjara Inggris yang jauh.

 

Ternyata master berada di penjara dengan Tsar Agung dari Rusia, ia berhasil kabur dari penjara dan berpetualang menuju China demi menyerahkan segel naga kepada Chen Lang, putri sang master. Ternyata di China, penyihir hitam menyamar sebagai Chen Lang dan memerintah dengan sangat kejam. Ia menakut-nakuti rakyat bahwa naga akan membunuh mereka bila tidak patuh dan tidak membayar upeti. Padahal naga yang dimaksud sebenarnya sedang tidur dan hanya akan bangun bila ada segel naga. Selama ini penyihir hitam memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk menciptakan sihir buatan.

 

Jonathan Green, seorang ilmuwan Inggris yang berpetualang dari Inggris membantu Chen Lang yang asli untuk merebut Kembali pemerintahan dan istana.

 

SISI LAIN

 

Sama seperti MONSTRUM, sebenarnya ini adalah film yang menunjukkan penjajahan oleh penguasa kepada rakyatnya sendiri. Penyihir hitam yang menyamar menjadi Chen Lang tergila-gila pada emas dan kekuasaan. Ia ingin memiliki naga sebagai ‘pembantunya.’ Keserakahan manusia pernah dgambarkan dalam sebuah hadits, “Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekali tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.” ( HR. Bukhari).

Gambaran ini sebenarnya bukan hal baru di era kapitalis saat ini, dimana penguasa menjadi pemangsa, dan rakyat adalah korbannya. Manusia menjadi pemuja dunia, melenceng jauh dari hakikatnya sebagai hamba.

 

Kapitalisme bagai dua sisi mata pedang, ke arah manapun dia menari, pasti luka yang akan ditoreh. Sehingga negeri damai makmur bak dongeng hanya ada dalam cerita fantasy. Dimana salah satunya disajikan dalam film ini. Ketika akhirnya penyihir hitam dikalahkan, maka happy endinglah ceritanya. Nyatanya di dunia ini tak ada happy ending secara adil dan merata bagi ummat manusia selama masih berhukum pada hukum buatan manusia.

 

Tidak sedikit rakyat harus berperang dengan penguasanya sendiri demi mendapatkan haknya. Karena riayah yang seharusnya dilakukan oleh penguasa tidak terjadi dengan selayaknya. Tapi dalam film ini juga menyadarkan kita, bahwa selamanya haq dan bathil pasti akan berseberangan. Pada akhirnya yang haq akan menjadi pemenang. Tinggal kita bagaimana mencari kebenaran hakiki tentang yang haq dan bathil ini. Tentu saja definisi haq dan bathil tidak bisa diserahkan pada manusia yang pemikirannya tidak bisa dijamin 100% benar. Standar haq dan bathil harus diserahkan pada Dzat Maha Benar. Dan bagi pejuang kebenaran, Allah janjikan kemenangan untuk kita di dunia dan akhirat. Itu nyata bukan sekedar cerita dalam film fantasy.

 

Jember, 21 Mar 20