Terkadang Kita Bisa Melihat Perjalanan Kita Pada Orang Lain

March 07, 2021

Sumber : iniitu.id


Tak banyak orang bisa menyadari bahwa dia suka atau menaruh minat besar pada menulis sejak kecil. Saya sih termasuk salah satunya. Alhamdulillah..

 

Sewaktu masih SD, dengan seorang teman biasanya kami suka menulis cerita fiksi tentang asal-usul nama kota di Indonesia. Kami akan mengundi kota apa itu dari peta besar yang ada di belakang kelas kami. Secara khusus kami akan menulisnya di buku tertentu.

 

Padahal sebenarnya kota-kota tersebut sudah punya cerita legenda atau sejarahnya sendiri ya. Sebodo amatlah waktu itu, pokoknya kami bahagia kalo bias menulis sebuah cerita. Setelah menulis biasanya kami akan bertukar buku untuk saling dibaca

 

Ketika saya SD adalah masa dimana serial Harry Potter begitu terkenal. Karena masih kecil dan tidak banyak beban, saya sendiri bias membaca novel-novel Harry Potter hanya dalam waktu 3 hari. Sangat jauh bila dibandingkan dengan sekarang yang tidak pernah selesai dengan sempurna bila membaca buku. Haha

 

Namun kegiatan menulis itu langsung hilang seketika sejak SMP hingga punya anak 1 (satu). Itu memakan waktu sekitar 15 tahun lamanya. Kilas balik hidup yang penuh petualangan, pencarian serta suka dan duka selama itu

 

Kehidupan yang bergulir seperti biasa namun keras : Sekolah, bekerja, bekerja sambil kuliah, menikah sambil bekerja sambil kuliah. Sibuk sekali..

 

Menulis? Saya sudah melupakannya. Mencari sesuap nasi jauh lebih menyita waktu daripada bercengkerama dengan pikiran untuk merajut kata dan membiarkan jari-jemari menari di atas tuts. Hehe

 

Hingga suatu hari saya resign dari kantor, dengan beban yang tidak ringan. Awal mula titik balik kehidupan, pada saat itulah saya bertemu teman yang tidak disangka, yang hidup untuk menulis dan menulis untuk hidup. Lalu perlahan saya menemukan “strong why” kenapa harus menulis lagi.

 



Kisahku seperti ini ternyata tak sendirian loh, yang melupakan betapa kita pernah menyukai menulis ketika masih kecil, namun harus kalah oleh keras dan derasnya roda kehidupan. Hingga Allah kembalikan kita pada jalan itu lagi, dan membuat kita melakukan sesuatu yang besar di jalan itu; jalan menulis

 

Seorang teman di dunia maya, mbak Diah Mumpuni ternyata perjalanan literasinya bak cermin dengan perjalanan hidup saya. Mungkin beda perasaan dan emosi saja, karena menurut saya perjalanan itu pernuh duri. Ah, memang hidup siapa yang tak ada duri? Bahkan terkadang kita harus berenang di tengah kubangan racun bukan?

 

Melihat-lihat blog dan media social mbak Diah Mumpuni pun serasa membuat dejavu, karena beberapa konten mengambil “niche” yang sama dengan konten saya, misal review film. Di instagramnya ada beberapa review film hollywood yang bikin saya penasaran, pengin juga nonton dan nge-review ulang. Kayanya kalo kita ketemu beneran pasti mudah nyambung kali ya obrolannya. Hehe

 

Kalo teman-teman mengunjungi blog mbak Diah Mumpuni pasti akan menemukan banyak informasi bermanfaat. Misalnya tentang apa-apa yang harus dilakukan kalo main-main ke media social yang lagi trending zaman now; ome TV. Dan masih banyak yang lainnya.

 

Dari sharing kisah-kisahnya pun kita bisa mengambil banyak pelajaran dan menambah wawasan. Pokoknya main ke rumah dunia maya mbak Diah Mumpuni bikin betah kok. Tampilan blognya clean, simple dan enggak bikin sakit hati #eh sakit mata. 11-12 lah ama punya saya yaa.. Bedanya saya wanita berhijab yang ga pake niqob, beliau pake niqob. Tapi tetap kelihatan kok cantiknya..

 

 

You Might Also Like

10 comments

  1. Assalamualaikum...
    Mbaa... Makasih atas apresiasinya. Beneran jadi terharu niii bacanya. Semoga Saya bisa jadi apa yg mba tulis 😘 barakallah fiik

    ReplyDelete
  2. Masya Allah inspiratif banget Mbak betul ya kadang kita bisa melihat inspirasi dari orang sekitar kita

    ReplyDelete
  3. Ya Allah, baru nyadar kalo ada kesamaan niche, review film, hayuk kapan dijadwalkan meet up? wkwk, udah semangat duluan.

    ReplyDelete
  4. Iya mbak. Percaya. Tetap kelihatan kok cantiknya wkwk. Jadi galfok aku~

    ReplyDelete
  5. Asik banget ya mbak punya temen yang niche menulisnya samaa. Mungkin bisa kolaborasi tuh buat review bareng. Barakallah semoga makin banyak karyanya, makin ngasih inspirasi semangat berliterasi!

    ReplyDelete
  6. Bisa ketemu se Niche girang ya mbak, berasa tidak sendirian. Keren emak² ini

    ReplyDelete
  7. Saya sendiri sudah mengakui bahwa menjadi seorang ibu yang mempunyai anak, apalagi anak-anak, tidak mudah.

    bahkan seorang laki-laki terkuat pun kalau mengurus dan betah di rumah, maka tak akan mampu.

    bagaimana pun kisah bu Diyah itu sangat menggetarkan jiwa.

    Semoga istiqomah untuk beliau.

    ReplyDelete
  8. I appreciate you penning this article plus the rest of the site is also really good.

    ReplyDelete
  9. Very nice post. I definitely appreciate this website. Stick with it!

    ReplyDelete

Selamat datang! Berikan komentar yang nyaman dan semoga harimu menyenangkan :)